Pemalang – Pada acara Puncak Gemilang Perayaan Dies Natalisnya yang  Ke 73, SMP Negeri 1 Pemalang mendeklarasikan sekolah ramah anak dan anti perundungan yang dibacakan oleh Kepala Sekolah Gudiyatmi di lapangan utama sekolah tersebut, Sabtu (2/9/2023).

Di hadapan Plt. Bupati Mansur Hidayat yang didampingi Plt. Kepala Dindikbud Supaat, Gudiyatmi membacakan isi deklarasi dimana pihaknya berkomitmen untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan bebas dari segala bentuk ancaman fisik dan emosial.

Lalu, dalam naskah itu, SMP Negeri 1 Pemalang berkomitmen menghargai suara dan partisipasi setiap anak dalam semua aspek kehidupan sekolah serta mengakui keberagaman sebagai kekayaan dan kekuatan.

“Mengedepankan komunikasi yang penuh empati, menghormati pendapat orang lain, dan mengatasi perbedaan dengan cara yang konstruktif”, ucap Gudiyatmi saat membacakan naskah deklarasi sekolah ramah anak.

Selain itu, SMP Negeri 1 Pemalang juga dengan tegas menolak segala bentuk perundungan, intimidasi dan kekerasan dilingkungan sekolah.

“Dengan keyakinan dan tekad yang bulat, kami menjadikan naskah ini sebagai bukti komitmen kami”,  tegas Gudiyatmi.

“Kami berjanji untuk terus bekerja bersama sebagai satu komunitas berusaha mewujudkan visi sekolah ramah anak yang inspiratif, anti perundungan, dan memberi dampak positif bagi peserta didik”, tutup isi teks deklarasi yang dibacakan Gudiyatmi.

Mengenai keberadaan sekolah yang berada di tepi jalur pantura dimana banyak kendaraan yang berlalu lalang, Plt. Bupati Mansur Hidayat meminta pihak sekolah untuk menciptakan rasa aman dan nyaman terhadap para siswa yang menyebrang.

“Saya melihat memang di depan ini agak berbahaya, sehingga bagaimana kita pikirkan (siswa) yang keluar sekolah ini merasa nyaman dan aman bagi anak anak kita”, pintanya.

Untuk itu ia meminta kepada Plt. Ka Dindikbud untuk mencari solusi agar para siswa merasa aman saat menyebrang dan ia berharap di Tahun 2024 program itu bisa dilaksanakan.

“Didesain (infrastrukturnya) pak, seperti apa solusinya, semoga nanti di tahun 2024 bisa kita realisasikan”, pinta Mansur.

Menurut Mansur, hal itu selaras dengan sekolah ramah anak dimana sekolah memberikan rasa aman kepada para siswa bukan hanya saat berada di sekolah tetapi juga saat keluar atau pulang dari sekolah.

“Sehingga sekolah ramah anak tadi nyambung, di sini (sekolah) aman tidak ada bully,  tidak ada perundungan, dan lain sebagainya, tapi diluar tidak aman itu juga tidak nyambung”, imbuhnya.

“Untuk sementara minta bantuan pengamanan untuk menyebrangkan anak anak sekolah agar tidak terjadi kecelakaan karena jalur ini jalur yang berbahaya”, pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *