PEMALANG-Masih terdapat sejumlah tantangan menurunkan stunting di Kabupaten Pemalang. Hal tersebut terungkap dalam diskusi stunting tingkat kabupaten yang diadakan di Gedung Sasana Bhakti Praja, Rabu (19/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Pemalang Nurkholes mengungkapkan beberapa tantangan itu antara lain, masih ada beberapa cakupan layanan intervensi spesifik yang belum mencapai target, seperti pemberian ASI eksklusif bagi bayi di bawah enam bulan yang baru mencapai 60%, imunisasi dasar balita sebesar 69%, serta pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil yang baru mencapai 70%.
Selain itu, cakupan intervensi sensitif juga masih rendah, seperti bantuan tunai bersyarat bagi pasangan usia subur miskin yang baru mencapai 23%, dan pemanfaatan sumber daya pekarangan untuk peningkatan gizi yang baru 32%.
Nurkholes melanjutkan, sejumlah tantangan lain yang dihadapi diantaranya masih belum terintegrasinya sistem pendataan, serta perlunya peningkatan koordinasi antar instansi.
Oleh karena itu, sambung Nurkholes lagi, dalam diskusi stunting kali ini disusun sejumlah rekomendasi tindak lanjut, antara lain peningkatan koordinasi antar perangkat daerah, optimalisasi pendampingan anggaran, serta penguatan sosialisasi perubahan perilaku masyarakat.
Lebih jauh Wakil Bupati menyampaikan, upaya penurunan stunting merupakan bagian dari visi pembangunan sumber daya manusia yang lebih baik.
Berdasarkan data aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), angka stunting di Pemalang mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2021 tercatat 10,35%, turun menjadi 8% pada 2023, namun kembali naik menjadi 10,3% pada 2024. Sementara itu, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Pemalang mengalami penurunan dari 24,7% pada 2021, menjadi 15,3% pada 2023.
“Target nasional untuk angka stunting adalah 14% pada 2024. Untuk mencapainya, perlu dilakukan langkah-langkah strategis, termasuk penentuan desa lokus stunting berdasarkan beberapa indikator seperti prevalensi stunting, kemiskinan ekstrem, kampung KB, belum ODF serta rawan pangan,” ujar Nurkholes.
Pemerintah Kabupaten Pemalang juga mengapresiasi berbagai pihak yang telah mendukung program percepatan penurunan stunting, termasuk IPeKB, Baznas, IDI, serta berbagai lembaga keuangan dan dunia usaha yang turut berkontribusi dalam program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi dalam upaya penurunan stunting. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama demi masa depan generasi yang lebih sehat dan cerdas,” ajak Wakil Bupati.
Acara yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait ini bertujuan untuk mengevaluasi, serta merumuskan langkah-langkah percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Pemalang.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta semakin kuat, sehingga angka stunting di Pemalang bisa terus menurun dan mencapai target nasional.